Kamis, 29 Desember 2011

TUGAS UAS ETIKA BISNIS



BAB 3
TANGGUNG JAWAB MORAL
SECARA UMUM
1.      Sikap terhadap pilihan bebas dan tangung jawab merupakan batu dari cermin moeral.
Bab ini di mulai dengan mundur satu langkah, dan memperbahatikan hala apa yang memebuat manusia benar-benar manusiawi. Sains modern menunjukkan kemampuan alamiah binatang menyusuri tertentu. Perbedaan fisiologisyang kecil tidak cukup untuk menjelasakan kemampuan manusia yang sangup menciptakan polabudaya yang rumit. Kemampuan alamiah kita dapat menjelaskankemampaun manusia moderen yang belum pernah terjadi sebelum ini.
2.      Gagasan tentang manusia di balik perilaku tang bebas dan penuh kesadaran.
a.     Dari memilih dengan bebas kembali ke gagasan tentang manusia
Tuntutan apapun terhadap tanggung jawab di dasarkan pada keyakinan bahwa manusia mampu melakukan sesuatu dengan senang hati. Manusia harus menanggapi  mereka berperilaku sebagai makhluk hidup yang bertanggung jawab.
b.  Mempelajari sifat manusia dengan menbandingkan kemampuan manusia dan binatang
Pengamatan sekilas tentang apa yang sesungguhnya menbedakan manusia dari binatang-binatang lain,dapat  menbantu kita mengetahui kemampuan-kemampuan apa yang benar-benar mengakibatkan perbedaan itu. Penjelasanya akan di mulai dengan menetapkan suatu dasar yang sama: keterampilan dan kemampuan kita miliki dan yang juga maklhuk hidup pandai lainnya. Salah satu fungsi penting yang membedakan manusia dari benda mati dan binatang yang hanya  bernaluri,adalah kemampuan untuk memilih secara sadar. Manusia  mengejar cita-cita dalam hidupnya dan yang juga di miliki makhluk hidup pandai lainnya. Perilaku manusia yang unik dan telah membuat kita mengerti bagaimana manusia bertindak dengan kemaun yang di sadari.
c.       Manusia mengucapkan bahasa simbolik yang kompleks. Bahasa menyediakan sarana yang jauh lebih cangih untuk menyampaikan, menyatakan dan bertukar gagasan.
d.      Manusia berpartisipasi dalam organisasi sarana yang di bentuk sesuai dengan aturan-aturan yang di buat sendiri.
e.       Famili terdekat kita: binatang menyusui yang hebat
Pada awal 1990-an awal kita makin yakin bahwa manusia mempunyai pupu yang bisu. Kanzi,anggota jenis simpanse yang lebih kecil, simpase kerdil atu bonobo dari Zaire, memang mempunyai kmemampuan bebrbicara simbotik. Di Georgia state university primate research center ia belajar menggabungkan ikon-ikon di sebuah computer menjadi pernyataan-pernyataan baru yang rumit dan ia dapat mengerti pernyataan inggrisnya yang sesuai.
Peter singer mengikrarkan hak moralnya bagi kera besar, yang saya sarankan juga di berlakukan manusia.
-Hak untuk hidup
-Perlindungan bagi kemerdekaan pribadi
-Larangan penyiksaan ( juga termasuk percobaan ilmiah tertentu.
3.     Menuju konsep kebebasan yang seimbang
Salah satu kemampuan dasar manusia yang mendasari kegiatan kita yang beradab adalah kemampuan untuk membuat pilihan secara mandiri: yaitu, pilihan bebaskem atau kebebasan. Defenisi kita tentang pilihan bebas menurut untuk menyatakan suatu kebenaran umum tentang kemampuan manusia untuk membuat plilihan bagaimanapun budaya di atur.
a.       contoh tabrakan udara andes
Para penumpang yang selamat dari tabrakan di pengunungan andes mempunyai pilihan yang jelas pada keadaan ini: mati kelaparan atau makan daging keluarga dan teman mereka yang mati.
b.     Dua unsur dasar pilihan bebas
Unsur pertama pilihan bebas adalah mempunyai rasa pengenalan antara siapa saya dan tindakan yang saya lakukan. Manusia. Prinsip kedua dalam konsep filosofis tentang pilihan bebas berhubungan dengan kenyataan bahwa pilihan terjadi disini dan sekarang,alternative yang kita punyai berhubungan dengan keadaan sekitaryang ada serta kemampuan dan bakat kita sekarang, baik yang tampak maupun yang tersembunyi

4.      Defenisi kemauan bebas yang popular tetapi tidak memadai
Perusahaan bebas dan kemerdekaan biasanya ditafsirkan sebagai suatu konsep yang sangat aneh tentang kemauan bebas yang mengangap kebebasan tidak  dikendalikan oleh factor-faktor luar. Jika itu memang demikian oleh factor-faktor luar. Jika itu memang demikian, maka pilihan bebas hanya akan tergantung pada apa yang diaharapkan oleh pengambil keputusan.
5.       Defenisi pilihan bebas yang seimbang
Pokok persoalannya adalah kedua pilihan bebasharus di hormati bila kita menuntut pertanggungjawaban untuk suatu tindakan yang sadar. Unsure pertama mensyaratkan bahwa tindakan itu harus berasala dari suatu pilihan pribadi atau kehendak. Dalam defenisiberikut ini kita gunakan pernyataan pilihan sementara. Disini otonomi tidak berarti bahwa manusia bebas dari lingkungan luar atau norma-norma social, namun ia menurut kemamapuan untuk menentukan sebagai suatu kemampuan bawaan.
6.      Aplikasi pada pilihan dalam manajemen strategic
a.      Catatan lebih lanjut tentang keadaan yang ada: bidang-bidang kehidupan
Sebab ini menjelsakan pendekatan yang di gunakan dalam konsulatasi manajemen yang sesuai dengan konsep kita tentang pilihan bebas. Disini kita hanya mengunakannya untuk menggaris bawahi komponen kedua dari defenisi kita tentang plilihan bebas keadaan yang ada yang harus kita pertimbangkan.
b.     Tujuan manusia yang universal
Ahli filsafat belanda dan konsultan manajemen Annette huiberts (1994) menyampaikan gagasan sederhana tentang tujuan hidup kita:’’Tiap detik dalam kehidupan kita, kita berjuan untuk berhasil secara optimal. Tetapi kita tidak mencapai sasaran ini hanya dengan memperhatikan diri kita sendiri. Kita juga ingin memperbaiki keberhasilan manusia orang lain.’’
c.   Huiberts mendefenisikan enam bidang kehidupan, disajikan sebagai hirarki linkgkaran konsentraris. Lingkarang terkecil adalah lingkaran terkecil dalah linkaran yang secara langsung paling penting bagi individu: makin besar lingkarannya menyebar, makin kecil kemampuan kita untuk mempengaruhinya baik dengan cara melukai individual untuk merealisai keberhasilan optimal kita. Lingkaran itu adalah:
1.      Individu
2.     Kelompok keluarga utama mereka ( pasangan hidup, anak, orang tua ): rumpun yang kecil
3.     Kelompok dan organisasi yang mereka masuki ( rumpuan dan persatuan ).
4.      Masa depan kita bersama sebagai manusia
5.      Kehidupan dibumi (biosofir tanaman, bintang, manusia )
6.      Alam semesta ( panas matahari, air, gaya-gaya seperti berat)

7.     Defenisi parsial tentang tanggung jawab pribadi
Dari gagasan pilihan bebas sekarang kita beralih ke konsep tentang tanggung jawab pribadi. Kita akan mulai dengan gagasan yang sederhana, yang punya lebih banyak kebenaran di dalamnya di bangdingkan pa yang biasanya kita percayai. Tetapi kita harus mendefenisikan beberapa istilah terlebih dahulu.

8.     Implikasi langsung yang relevan dengan isu-isu modern ada 4
a.       para individu tetap bertanggung jawab ats tindakan mereka
b.      organisasi harus jelas mengenai nilai-nilaidan norama-norma dasar mereka
c.       hati-hati dengan stimigasi dan idealisasi.
d.      Ikat diri dari anda kepada tanggung jawab yang terbatas tetapi nyata.

BAB 4
TANGGUNG JAWAB MORAL DALAM LINGKUNGAN BISNIS
1.       Intisari: tanggung jawab masyarakat dan tanggung jawab kewiraswastaan
Tanggun jawab kewiraswastaan di kesimpulan tersebut memberikan penerapan gagasan-gagasan umum tentang pilihan bebas dan tanggung jawab kedalam gagasan-gagasan umum tentang pilihan bebas dan tanggung jawab ke dalam gagasan yang agak jelas dan penting tentang kinerja kewiraswastaan. Kita  sajikan sebuah pandangan minimalistentang tanggung jawab moral perusahaan,yang mengindentifikasi kebutuhan moralkarena mereka saat ini diungkapakan sehubungan dengan kebutuhan kualitas.
Pada aras terendah, perusahaan itu berjanji pada diri sendiri untuk tiga tanggung jawab perusahaan berikut ini.
a.      Perhatian pada konsumen, dinyatakan dengan memuaskan kebutuhan akan kemudahan pengunaan dan keselamatan produk yang diproduksi.
b.      Perhatian terhadap linkungan
c.       Perhatian terhadap kondisi-kondisi kerja minimum.
2.      Apakah sebuah perusahaan dapat diminti tanggung jawab?
a.   Jawaban individualis
Pandangan individual menganggap semua pertimbangan moral tentang sebuah perusahaan sebenarnya dalah pernyataan ringkas tentang sebuah perusahaan tersebut. Orang yang menganut filosofi ini bahkan dapat menerima praktek hokum yang membebani perusahaan karena kerusakan yang di timbulkan oleh masing-masing anggotanya, tapi akan menjelaskan bahwa praktek hokum semacam itu di dasarkan pada asumsi yang salah.

b.    Jawaban kolektifitas
Posisi ekstrim lainnya hanya melihat pada sifat kolektif perusahaan yang bertahan pada moralitas sasaran, strategi, prosedurdan pengendalian perusahaan. Mereka menolak melihat bagaimana seluruh organisasi di tunjang oleh manusia, yaitu individu-individu yang mampu memutuskan bagi mereka sendiri apakah dan bagaimana mereka mematuhi persyratan kolektif.

3.      Keungulan perusahaan moral.
a.       Posisi tengah W. M.hoffman
M. hofman tidak hanya menunjukkan dua unsure keungulan perusahaan moral, ia menjelaskan juga bagaimana keungulan-keungulan harus digabungkan dalam proporsi yang benar untuk menghasilkan kultur perusahaan moral dan otonomi moral individu-individu. Hoffman berpegang teguh pada keungulan dimensi moral perusahaan moral adalah kuncinya. Ia harus diciptakan dengan cara sedemikian sehingga sasaran etis, struktur dan tertentu, dikemukakan secara jelads untuk membentuk kerangka kerja yang konseptual dan operasional untuk pengambilan keputusan moral.”
b.      Program keungulan perusahaan dengan dimensi moral
Seorang spesialis termuka belanda dalam  program keungulan perusahaan moral adalah john wempe dari Erasmus university, Rotterdam. Sebagai konsultan schiphol airport NV, ia emngawasi konsep dan penerapan program mereka. Kebutuhan penguasa lapangan uadara itu nampaknya terbatas.

4.      Kesimpulan  1 : teori atribusi mengenai kesalahan managerial
a.     Atribusi tanggung jawab sering kali berat sebelah
Karena penipuan diri sendiri
Bab 3 berisi dua definisi tentang tanggung jawab pribadi. Keduanya menyatakan bahwa orang normal dapat diangap bertanggung jawab pribadi. Keduanya menyatakan bahwa orang normal dapat dianggap bertanggung jawab terhadap apa yang mereka rencanakan atau yang akan mereka abaikan,
b.   Wiraswastawan yang gagal cenderung menyalahkan keadaan, bukan diri mereka sendiri
Statistik dan laporan menunjukkan bahwa manajer senior. Kesalahan kewirastaan biasanya diinterpretasikan oleh para manajer senior bukan sebagai kesalahan kewiraswastaan biasanya diinterpretasikan oleh para manajer senior bukan sebagai kesalahan mereka, dan alasan-alasan dibuat dengan menunjuk keadaan yang sulit.

5.      Kesimpulan 2: kinerja kewiraswastaan dan tanggung jawab umum
subbab ini menghubungkan kinerja kewiaswastaan dengan tangung jawab moral bisnis. Dengan menunjukkan bahwa manajemen kualitas terpadu (Total Quality management-TQM ) mempunyai kemampuan tersembunyi untuk menghasilkan tanggapan yang jelas terhadap kebutuhan moral yang spesifik dari masyarakat sudah dipenuhi.
a.     Gagasan normatif tentang kinerja kewiraswastaan
kewiraswastaan terdiri dari keterampilan perorangan sebagai seorang pemimpin, terutama kemampuan untuk menerapkan keputusan pemasaran yang startegis. Kami menolak mangakui bahwa menjadi wiraswastaan selalu berarti berperilaku kasar.
b.    Program kualitas menangapi kebuttuhan moral dengan cara mereka sendiri Dasar pijakan kita adalah meluasnya kebutuhan konsumen, yang mengharuskan perusahaan-perusahaan menetapkan kembali kualitasnya. Kualitas tidak lagi berarti sekadar berfungsinya suatu produk dengan baik
c.      Kebisuan moral mendominasi program manajemen kualitas terpadu
survey menunjukkan bahwa para manajer senior jarang secara sukarela menyatakan komitmen apapun terhadap kebutuhan moral ketika mereka mendiskusikan alas an untuk mengimplementasikan kepedulian terhadap kualitas.
6.       Bahaya-bahaya tidak mnegungkapkan komitmen moral secara implicit
Alih-alih hanya tidak mengambarkan kemampuan untuk membicarakan moral TQM dalam istilah yang posotif, kami lebih senang mengomentari lima akibat jangka panjang dari kebisuan moarl, yang dirumuskan oleh bird dan water.
a.       Pembentukan amnesia moral
b.      Kedangkalan yang tidak benar dalam konsep moraliats
c.       Stress moral bagi para manajer individual
d.      Pengabaian penyiksaan moral
e.       Wibawa standar moral yang menurun

7.      Groupthink dalam menangulangi inovasi teknologi
Inovasi adalah factor penting dalam kompetisi, tetapi disini pun pengambilan keputusan etis penting, karena seringkali membutuhkan suatu kemampuan untuk menghadapi peluang-peluang baru, tidak bias, dan berbahaya.

8.      Tiga teori klasik tanggung jawab produk
subbab ini memuat ringkasan garis besar tenteng tiga teori yang di kenal:
teori kontrkak, teori pemeliharaan hak dan teori biaya social. Pembahasanya menekankan permasdalahan moral spesifik yang diungkapkan oleh masing-masing teori ini.
1.      Permintaan ganti rugi keseimbangan dalam pertanggung jawaban hokum.
2.      Teori kontak
3.      Teori pemeliharaan hak
4.      Teori biaya social
9.      Contoh-contoh isu pertanggung jawaban
a.       Residu halamid dalam makanan bayi olvarit
b.      Isu lingkungan: dupont dan produksi CFS
c.       Kepentingan yang saling bertabrakan antara industry ayam dan kemanan konsumen.
d.      Peti-peti bir bainakan
10.  Tanggung jawab perusahaan
a.       Tanggung jawab yang berhubungan dengan bencana bijilmer
Dalam bab 3di jelaskan bahwa defenisi kedua tentang tanggung jawab merupakan petunjuk yang valid. Namun satu factor tentang defenisi yang pertama harus di perhatikan. Manusia yang normal 100% bertanggung jawab hanya untuk hal-hal yang benar-benar dapat mereka kerjakan, dan hal utama yang dapat mereka perbaiki adalah keinginan dari tindakan mereka.
b.      Kesimpulan umum tentang tanggung jawab kewiraswastaan
Factor ini membawa kita kembali pada tesis utama dari kesimpulan kedua yang ditarik dari defenisi tanggung jawab: perusahaan yang mau memimpin pada awal masa millennium ketiga harus mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang benar-benar membuat mereka mendahului kebutuhan konsumen yang selalu bergeser.





           
           


           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar